1.
Terpelihara Keasliannya
Al Quran adalah
satu-satunya kitab di dunia yang sempurna dan terpelihara keasliannya,
karena sendirilah yang memeliharnya, sebagaimana firmanNya: “Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya”. (al-Hijr : 9)
Al Quran adalah
satu-satunya kitab yang menantang manusia kafir untuk membuat yang semisalnya.
Di dalam al Quran ada empat kali dan tahapan penantangan kepada manusia.
1. Allah
menantang untuk membuat yang seperti al quran, sebagaimana tertera dalam surat
Ath Thur 33-34
2. Allah
merendahkan tantanganNya, yaitu hanya beberapa surat saja, tertera dalam Surat
Hud 13
3. Allah
menantang yang ketiga kalinya,yang lebih ringan dari sebelumnya.Dengan hanya
membuat satu surat saja. Hal ini tertera dalam Al Qur’an surat Yunus 38
4. Dan
tantangan yang inipun,mereka tak sanggup memenuhinya.Maka Allah menantang
dengan tantangan yang terakhir yang paling ringan.Yaitu,mendatangkan semisal
ayat-ayat Al Qur’an. Hal ini tercantum dalam surat Al Baqoroh ayat 23.
Upaya-upaya
untuk memalsukan Al Quran ataupun membuat yang semisal dengan Al Quran telah
dilakukan oleh orang-orang kafir sejak zaman dahulu, namun usaha-usaha itu tak
pernah berhasil.
Di zaman
Rasulullah ada seorang Nabi palsu, Musailamah Al-Kadzab, yang ingin menyaingi
Rasulullah dengan mendakwakan dirinya sebagai Nabi. Musailamah Al-Kadzab
bersahabat dengan ‘Amr bin Ash, salah satu sahabat Nabi yang termasuk terakhir
dalam memeluk Islam. Ketika surat Al-‘Ash turun, ‘Amr bin Ash belum masuk
Islam, tetapi ia sudah mendengarnya.
Ketika
Musailamah Al-Kadzab berjumpa dengan ‘Amr bin Ash, Musailamah bertanya : “Surat
apa yang turun kepada sahabatmu di Mekah itu?” ’Amr bin Ash menjawab, “Turun surat
dengan tiga ayat yang begitu singkat, tetapi dengan makna yang begitu luas.”
“Coba bacakan kepadaku surat itu!” Kemudian surat Al-’Ashr ini dibacakan oleh
‘Amr bin Ash.
Musailamah
merenung sejenak, ia berkata, “Persis kepadaku juga turun surat seperti itu.”
‘Amr bin Ash bertanya, “Apa isi surat itu?” Musailamah menjawab: “Ya wabr, ya
wabr. Innaka udzunani wa shadr. Wa sãiruka hafrun naqr. (Hai kelinci, hai
kelinci. Kau punya dada yang menonjol dan dua telinga. Dan di sekitarmu ada
lubang bekas galian.)” Mendengar itu ‘Amr bin Ash, yang masih kafir, tertawa
terbahak-bahak, “Demi , engkau tahu bahwa aku sebetulnya tahu bahwa yang kamu
omongkan itu adalah dusta.”
Di saat yang
lain Musailamah Al Kadzab mencoba meniru surat Al Fiil dengan surat yang
dikarangnya “Alfiil, maal fiil, wa maa adrakamaal fiil, lahu dzanabun wabiilun,
wa khurthuumun thawiil” yang artinya: “Gajah. Tahukah anda gajah?Apakah gajah
itu?Dan tahukah anda apakah gajah itu? Ia berekor pendek & berbelalai
panjang”. Lucu sekali bukan?
Di era modern
ini upaya pemalsuan Al Quran juga dilakukan dengan lebih gencar, salah satunya
yaitu penerbita Al Quran Palsu pada tahun 2009 yang dilakukan oleh Penerbit
asal Amerika, Omega 2001 dan One Press dengan judul hard cover
“Furqanul Haq” dalam huruf Arab dan “True Furqan” dalam huruf Latin. Dan usaha
ini pun gagal total
2. Dihafalkan
Banyak Manusia
Al Quran
satu-satunya kitab suci yang dihafalkan banyak manusia. Al Quran yang jumlah
halamannya mencapai 600 halaman mampu dihafal dengan tepat dan akurat, sampai
huruf per huruf bahkan panjang pendeknya. Al Quran bisa dihafalkan oleh orang
yang tidak mampu berbahasa arab sekalipun, sesuatu yang tidak mungkin terjadi
pada kitab-kitab lainnya.
Al Quran mampu
dihafalkan oleh anak-anak yang masih sangat belia, Ibnu Sina Hafal Al-Quran
umur 5 tahun, Ibnu Khaldun Hafal Al-Quran usia 7 tahun, Imam Syafi’I Hafal
Al-Quran ketika usia 7 tahun, Imam Ath-Thabari hafal Al-Quran pada usia 7
tahun, As-Suyuthi hafal al-Qur’an sebelum umur 8 tahun, Ibnu Hajar al-Atsqalani
hafal al-Qur’an usia 9 tahun, Ibnu Qudamah Hafal Al-Quran usia 10 tahun.
Di parlemen
Mesir sekarang ada 140 anggotanya hafal al-Qur’an 30 juz dan ada 180 orang yang
hafal lebih 15 juz Al Qur’an. Di jalur Gaza Palestina yang sedang mengalami
penjajahan, hampir setiap tahun mewisuda ribuan pengafal Al Quran. Di Indonesia
kita bisa melihat keluarga Ustadz Mutaminul Ula mantan anggota DPR periode
2004-2009 yang 10 orang putra-putrinya menjadi penghafal Al Quran, sebagaimana
dikisahkan dalam buku “Sepuluh Bersaudara Bintang Al Quran”
Sungguh benar
firman Allah “Dan sungguh telah kami mudahkan al-Qur’an untuk diingat, apakah
ada yang mau mengingatnya?” (al-Qamar: 18). Dan juga firmannya “Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. [al-Qamar: 32]
3. Sesuai
Dengan Sains Modern
Al Quran
terbukti sesuai dengan sains modern. Banyak fakta-fakta ilmiah yang baru
terbongkar pada era modern ini dan kesemuanya ternyata telah disebutkan dalam
Al Quran lebih dari 14 abad silam. Sebagai contohnyabisa kita baca dari tulisan
yang berjudul “Tinjauan tentang embriologi manusia dalam Al Quran dan Hadis”
karya Prof. Keith L. Moore, seorang professor anatomi dari universitas Toronto,
Kanada, 1982. Tulisan tersebut menguraikan bagaimana Al Quran mampu
menggambarkan detail proses pembentukan embrio dengan sangat tepat, disaat
tekhnologi di masa itu sama sekali belum menjangkaunya.
Contoh bukti
kesesuaian Al Quran dengan sains modern lainnya yaitu tentang peristiwa
digantinya kulit manusia di neraka. Kulit adalah pusat kepekaan rasa panas.
Maka, jika kulit telah terbakar api seluruhnya, maka akan lenyaplah
kepekaannya. Karena itulah maka Allah akan menghukum orang-orang yang tidak
percaya akan Hari Pembalasan dengan mengembalikan kulit mereka waktu demi
waktu, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap
kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS An-Nisaa’ (4) :56). Dan ayat inilah yang telah
mendorong Dr. Tagata Tejasen Ketua Departemen Anatomi di
Universitas Chiang Mai, Thailand untuk bersyahadat.
Contoh lain
lagi yaitu proses pembentukan hujan, sebagaimana Allah firmankan “Dialah Allah
Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka,
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira” (Al Qur’an, 30:48). Jumlah air hujan yang turun
ternyata juga sangat terukur, hal ini sebagaimana firmannya “Dan Yang
menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah
kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Al Qur’an, 43:11)
Banyak sekali
bukti-bukti lainnya yang menunjukan kesesuaian Al Quran dengan sains modern,
bisa dilihat pada tulisan DR. Maurice Bucaile tentang “the bible, the quran and
sience” atau kumpulan karya-karya Harun Yahya yang sangat fenomenal.
4. Gaya
Bahasa Sastra Tinggi
Al Quran diturunkan
di tanah Arab yang pada saat itu sangat menghargai sastra. Al Quran turun
dengan gaya bahasa yang tinggi yang tidak mampu ditandingi siapapun. Dan hal
ini pun di akui oleh musuh-musuh Islam saat itu, seperti ucapan Al Walid
bin Mughirah salah seorang tokoh pembesar Quraisy: “Demi Allah, ini bukanlah
syair dan bukan sihir serta bukan pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia
adalah Kalamullah yang memiliki kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia
(al-Qur’an) sangat tinggi (agung) dan tidak yang melebihinya”. [Lihat Ibnu
Katsir juz 4 hal 443].
Atau dalam
redaksi lain sebagaimana ditulis Syaikh Syafiurrahman Al Mubarakfuri dalam
kitab Sirohnya “Demi Allah! Sesungguhnya ucapan yang dikatakannya itu amatlah
manis dan indah. Akarnya ibarat tandan anggur dan cabangnya ibarat pohon yang
rindang. Tidaklah kalian menuduhnya dengan salah satu dari hal tersebut
melainkan akan diketahui kebatilannya.
5. Menjadi
Obat Baik Penyakit Fisik Maupun Non Fisik
“Dan Kami
turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman”. (Al-Israa’:82)
Ibnul Qayyim
dalam kitabnya Zadul Ma’ad mengatakan: “Al-Qur`an adalah penyembuh yang
sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia
dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk
menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsis-ten berobat
dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan
keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurna-kan
syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya
selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman
Dzat yang memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada gunung, maka ia akan
menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi, maka ia akan membelahnya. Maka
tidak satu pun jenis penyakit, baik penyakit hati maupun jasmani,
melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang mem-bimbing kepada obat dan sebab (kesem-buhan)
nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287)
Al-Imam Bukhari
dalam Shahih-nya meriwayatkan, dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri, beliau berkata:
“Sekelompok shahabat Nabi berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh.
Singgahlah mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu
sebagai tamu, namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka. Selang
beberapa waktu kemudian, pemimpin kampung tersebut terkena sengatan
(kalajengking).
Penduduk
kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya penyembuhan, namun
sedikitpun tak membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yang berkata: ‘Kalau
sekiranya kalian mendatangi sekelompok orang itu (yaitu para shahabat), mungkin
sebagian mereka ada yang memiliki sesuatu.’
Mereka pun
mendatanginya, lalu berkata: “Wahai rombongan, sesungguhnya pemimpin kami
tersengat (kalajengking). Kami telah mengupayakan segala hal, namun tidak
membuahkan hasil. Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu?
Sebagian
shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah, aku bisa meruqyah. Namun demi Allah, kami
telah meminta jamuan kepada kalian namun kalian tidak menjamu kami. Maka aku
tidak akan meruqyah untuk kalian hingga kalian memberikan upah kepada
kami.’Mereka pun setuju untuk memberi upah berupa 3 ekor kambing. Maka dia
(salah seorang shahabat) pun meludahinya dan membacakan atas pemimpin kaum itu
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Al-Fatihah). Pemimpin kampung tersebut pun
merasa terlepas dari ikatan, lalu dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.
Mereka lalu
memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat berkata:
‘Bagilah.’ Sedangkan yang meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan, hingga kita
menghadap Rasulullah lalu kita menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi.
Kemudian menunggu apa yang beliau perintahkan kepada kita.’ Merekapun menghadap
Rasulullah kemudian melaporkan hal tersebut. Maka beliau bersabda: ‘Tahu dari
mana kalian bahwa itu (Al-Fatihah, pen.) memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata:
‘Kalian telah benar. Bagilah (upahnya) dan berilah untukku bagian bersama
kalian’, sambil beliau tertawa.”
6. Al-Qur’an
Mempunyai Pengaruh yang Kuat Terhadap Jiwa Manusia dan Jin
Al Quran
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa manusia dan jin, banyak kisah dimasa
lalau maupun di masa kini yang telah membuktikan kutanya pengaruh Al Quran pada
jiwa manusia.
Pada suatu hari
di bulan Ramadhan Rosulullah mendatangi masjidil Haram, dimana saat itu kaum
muslimin dan musyrikin sedang berkumpul disana. Secara tiba-tiba Rosulullah
membacakan surat An Najm, semuanya mendengarkan dengan seksama dan ketika
sampai pada ayat 62 semua yang hadir disitu serempak bersujud pada Allah. Tidak
ada satupun yang mampu menahan dirinya untuk tidak bersujud.
Kisah masuk Islamnya
Umar bin Khotob juga dimulai dari sentuhan Al Quran kedalam jiwanya.
Sebagaimana dikisahkan bahwa pada suatu malam Umar bin Khotob bersembunyi
dibalik tirai kabah dan mendengarkan Rosulullah membacakan surat Al Haqqah dan
mulai malam itulah benih Islam mulai tertanam dalam dadanya. Benih ini semakin
tumbuh subur ketika ia membaca surat Toha di kediaman adik perempuannya.
Begitu juga
kisah Utbah bin Rabi’ah yang diutus kaumnya untuk meminta Rosulullah
menghentikan dakwahnya. Ketika dia berjumpa dengan Rosulullah dan kemudian
dibacakan Surat Al Fushilat 1-5 maka tersentuhlah jiwanya, dan ketika kembali
ke kaumnya dia berkata “yang aku bawa, bahwa aku telah mendengar suatu
perkataan yang demi Allah belum pernah sama sekali aku dengar semisalnya.
Demi Allah! Ia bukan syair, bukan sihir dan bukan pula tenung! Wahai kaum
qurays! Patuhilah aku, serahkan urusan ini kepadaku serta biarkanlah orang ini
melakukan apa yang dia lakukan……”
Adapun
(pengaruh yang kuat terhadap) jin, maka sekelompok jin telah berkata:
“Katakanlah (hai Muhammad :” Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya : sekumpulan
jin telah mendengarkan (al-Qur’an) , lalu mereka berkata : Sesungguhnya kami
telah mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada
jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan
mempersekutukan seseoranpun dengan Rabb kami”. [al-Jin : 1-2]
Di Era modern
ini kuatnya Al Quran dalam mempengaruhi jiwa manusia juga bisa kita lihat
bagaimana banyaknya orang-orang kafir yang kemudian memutuskan diri menjadi
mualaf setelah berinteraksi dengan Al Quran, salah satunya yaitu Cat Steven
seorang penyanyi inggris yang kemudian berganti nama menjadi Yusuf Islam.
7. Menceritakan
Masa Lalu dan Akan Datang Dengan Sangat Tepat
Al Quran telah
menceritakan kejadian masa lalu dan meramalkan kejadian masa datang dengan
sangat tepat. Salah satunya yaitu ramalan Al Quran tentang kemenangan bangsa
Romawi setelah sebelumnya mengalami keksalahan “Alif, Lam, Mim. Telah
dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan
itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan
sesudah (mereka menang). (Ar Rum 1-4)
Sekitar tujuh
tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627
Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Romawi dan Persia terjadi di Nineveh.
Dan kali ini, pasukan Romawi secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia.
Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Romawi,
yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari
Romawi. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and
Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.). Akhirnya, kemenangan
bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur’an, secara ajaib
menjadi kenyataan.
Keajaiban lain
yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang
tak dapat ditemukan oleh seorangpun pada masa itu. Dalam ayat ketiga Surat
Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di
bumi ini. Ungkapan “Adnal Ardhi” dalam bahasa Arab, diartikan sebagai
“tempat yang dekat” dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah
dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam
bahasa Arab diambil dari kata “Dani”, yang berarti “rendah”
dan “Ardhi” yang berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan “Adnal
Ardli” berarti ‘tempat paling rendah di bumi’.
Yang paling
menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Romawi dan
Persia, ketika Romawi dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi
di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan
Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria,
Palestina, dan Jordania. Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut,
adalah daerah paling rendah di bumi. Ini berarti bahwa Romawi dikalahkan di
bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.
Ramalan lainnya
yaitu kemenangan Umat Islam terhadap kafir Quraisy sebagaimana disebutkan dalam
Al Quran “Golongan itu (yakni kafirin Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka
akan mundur ke belakang”. (al-Qamar: 45). Saat itu sepertinya kondisinya sangat
tidak mungkin karena umat Islam berada dalam keadaan yang serba kesusahan, baru
saja di boikot, khodijah wafat, Abu Tholib wafat dan umat Islam dalam kondisi
yang lemah. Tapi Allah benar-benar menunjukan janjinya, dimana kemudian
orang-orang musyrik kalah dalam perang Badar, mereka lari dari medan
peperangan. Al-Qur’an (juga) banyak memberitakan tentang perkara-perkara yang
ghaib, kemudian terjadi setelah itu.
8. Membacanya
Bernilai Ibadah
Barangsiapa
yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap
kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu
huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf
dan م satu huruf. [HR. Bukhari]
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari]
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ
مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ
أَجْرَانِ
“Orang yang
mahir dengan al-Qur’an bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang membaca
al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka
baginya dua pahala” [HR. Bukhari-Muslim].
Sumber :
1. Syaikh
Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung, Muhammad
dari Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul
Haq, Jumadil Ula 1427H.
2. Syaikh
Muhammad bin Jamil Zainu, Keistimewaan-keistimewaan Al Quran, www.almanhaj.or.id
3. M Junaidi
Sahal, Al Quran memang dahsyat, www.dar-alkayyis.com
4. Penelitian
Surat Al Ashr, Blog.uin-malang.ac.id
5. Harun Yahya, Kemenangan Bizantium,
www.republika.co.id
Posting Komentar